JANGANKAN - Kali ini share mengenai Cara melakukan Stand Up Comedy Langsung saja kita simak artikel dari jangankan, Siapapun anda, muda-tua-nenek2-kakek2, selama pikiran anda terbuka, bertenggangrasa terhadap perbedaan, punya rasa humor yang baik, mengapa tidak? Bahkan beberapa comic kelas dahsyat di AS, justru orang-orang gaek, karena hidupnya sudah komplet, ilmunya matang dan wawasannya luas dan mendalam sehingga out put karyanya juga oke banget. Wacana ini hanya menyentuh di relung dasar dari ilmu stand up itu sendiri. Kalau ada istilah basic, maka yang ini pre-basic; sesudah itu bagi anda yang ingin mencapai tahapan advance, silakan melakukan pembelajaran diri, karena sumber belajar di zaman kini terbuka seluas langit sedalam samodra, so enjoy yourself!
Be able to develop stand-up comedy skills and techniques….
- · Physical, vocal and acting skills: body language; characterisation; microphone techniques; vocal and physical exaggeration; timing; style of delivery; stagecraft; stage presence.
- · Comedy technique: eg audience interaction, heckling, observation skills, set-up and payoff, satire, mimicry, solo material and sketch writing, opening patter, delivery, rant-and-rave technique, formula gag.
- · Tubuh, vokal dan akting, meliputi: bahasa tubuh, karakterisasi {gaya pribadi}, teknik pegang mikrofon, olah vokal dan fisik (lebay, ekspresif, pokoknya yang bisa menarik perhatian), manage waktu, gaya penyampaian, kepandaian menyajikan fragmen2/suspen2/joke2 kecil; dan teknik muncul di panggung.
- · Teknik melucu, meliputi: interaksi dengan penonton misalnya dengan melempar teka-teki, meminta komen, menjadikannya sebagai contoh kasus dsb pokoknya disesuaikan situasi dan kondisi, mengejek, (saran saya –dms – untuk kultur Indonesia sebaiknya mempertimbangkan ajaran Charlie Chaplin berikut ini: kalau anda ingin mempermainkan seseorang, maka orang itu sebaiknya orang yang saat itu berada di posisi kuat, pongah, arogan atau sewenang-wenang….),melakukan observasi (tentu dengan analisis yang mengejutkan/miring/sodrun, pokoknya baru dan beda), set-up dan hasil (membangun suasana lelucon hingga mencapai titik ledak) , satir (humor pahit dan penuh sindiran), mimikri (meniru lalu memplesetkan obyek yg ditiru), menyiapkan sendiri baik garis besar cerita maupun materi lelucon, sampaikan (opening) dengan cepat, luncurkan lelucon secara taktis dan mempertimbangkan sikon, pintar2 menggunakan teknik mengomel-dan memuji, resep melucu tiap comic mungkin beda-beda, jadi yakin pada metode anda sendiri.
Be able to select, develop and refine stand-up comedy material
(Gimana cara mengembangkan dan menyempurnakan materi stand-up komedi)
- Stimulus: explore ideas related to sources eg text, props, pictures, found objects, music, voice, song, words, stories, masks, costume, poetry, paintings, sculpture, buildings, topical events, news
- Manipulation: use of words; action and movement combined; technical involvement; other media eg live sound and recorded sound, multi-media
- Development: taught material; original material; motifs; themes; physical style
- Create: devise; adapt; experiment; rehearse; appraise; test; modify
- Context: nature of material; potential audience; types/functions of venues; formal/informal relationship
- Constraints: health and safety; copyright; legal; technical; financial; access; location; resources
- Stimulus atau perangsang: kembangkan atau eksplor ide anda baik itu yang berhubungan dengan materi sendiri maupun benda-benda yang ada di sekitar. contohnya : alat peraga, gambar, properti, musik, suara, lagu, kata-kata, cerita, topeng, kostum, puisi, lukisan, patung, bangunan, peristiwa topikal, berita terkini, dan seterusnya.
(Saran : salah satu cara untuk mempertajam kemampuan mendeskripsi dan menganalisis (termasuk berimajinasi), satu-satunya jalan anda musti banyak membaca baik koran, majalah, buku, internet dst dst, juga banyak menonton film, dokumenter, TV, dst dst, banyak denger radio atau sumber verbal lainnya (gosip?), dan tentu saja banyak bergaul, jalan-jalan di lingkungan yang anda pada mulanya ogah atau enggan – manfaatnya untuk melakukan observasi, analisis dst dst ….pendek kata semakin luas bacaan, wawasan, dan pergaulan, semakin anda kaya dengan bahan dan tentu saja semangkin mendalem. Melatih terus menerus untuk menulis dan menulis opini lucu yang pendek-pendek saja (lucu yg dimaksud pake sudut pandang yg baru dan beda tadi)…jadi dengan begitu anda lama-lama akan ketemu apa yg dimaksud, siapa gue, mo ngapain, bisa apa aja, setelah itu saatnya anda berteriak pada dunia: inilah gue! Sang comic sejati, siap menghibur anda, dan so pasti mutu komedi gue jauh dari garing dan boring….eng ing eng!!!)
- Manipulasi: kata-kata; kombinasi tampilan dan gerak tubuh; hal-hal yang berhubugan dengan teknis; media lain, misalnya suara live dan suara rekaman, multi-media, dan lain-lain
- Bangun: materi yang pernah diajarkan, materi sendiri; motif/target atau tujuan; tema; gaya fisik
- Bikin: suatu cara/rancangan, cara beradaptasi; melakukan percobaan; melatih, menilai, menguji; memodifikasi
- Konteks: materi asli; potensi audiens; jenis / fungsi tempat/lokasi; hubungan formal / nonformal
- Kendala: kesehatan dan keselamatan diri; hak cipta; hukum; masalah teknis; keuangan, akses, lokasi, sumber daya
Be able to take part in the performance of stand-up comedy
(Gimana cara mengambil bagian dalam pentas stand-up comedy)
- Performance skills: use of body; voice; acting; instrument; equipment; materials; props; communication and interaction; timing; participation; energy and focus; responsiveness
- Presentation of ideas: eg verbal, visual, textual, audio, physical, technical, vocal, musical
- Performance skills: penggunaan tubuh, suara, akting, instrumen, peralatan, bahan, alat peraga, komunikasi dan interaksi, waktu, partisipasi, energi dan fokus; respon
- Presentasi ide: misalnya verbal, visual, tekstual, audio, fisik, teknis, vokal, musik
Pembaca yang budiman, beginilah tradisi orang bule dalam mendekati masalah selalu berupaya menyajikan itu dengan cara seilmiah mungkin: artinya, mereka bikin sistematika, struktur, unsur yang ada di dalamnya, bagaimana cara kerjanya dsb dsb, jangan ciut nyali dengan itu semua, kita ikuti aja dulu, pada akhirnya teknik dan kompleksitas yang dipaparkan itu cuma salah satu bentuk komunikasi yang bisa diterima “orang2 sekolahan”; sementara orang-orang otodidak atau empiris lebih dituntun pada naluri dan insting semangat belajar dan berlatih yang tinggi untuk mencapai prestasi yang sehebat-hebatnya. Tidak perlu ada polarisasi atau pertengkaran mana yang hebat mengenai ini, juga tidak perlu ada penafian terhadap yang tidak tahu teknis sekolahan mengenai ini. Bahkan beberapa penemuan metodologi baru justru ditemukan oleh orang-orang “liar” dan bandel, karena dia tidak berada dalam sandera atau kurungan metodologi yang seakan-akan sudah baku dan selesai padahal namanya kesenian, dia bergerak sedinamis kehidupan itu sendiri.